Sejak dulu nusantara memang telah menjadi perhatian berbagai bangsa di Eropa, misalnya Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris. Karena itu kapal-kapal mereka menjelajah samudera untuk sampai ke negeri ini. Tujuan semula sebenarnya hanya untuk mencari rempah-rempah. Tetapi, belakangan persaingan diantara mereka timbul, karena masing-masing ingin menancapkan kuku di negeri kita.
Setelah menempuh pelayaran cukup lama, akhirnya perahu Portugis pertama merapat ke Pelabuhan Sunda Kelapa tahun 1522. Saat itu pulalah rakyat negeri ini berkenalan dengan orang Portugis, perkenalan yang ternyata memberi akibat jauh. Dengan cara halus mereka berhasil membujuk Raja Sunda Kelapa
bekerja sama dengan mereka.
Dari kerjasama ini mereka mengambil kesempatan dan mendirikan benteng, dengan alasan untuk menghadapi laskar Islam yang menggangu mereka dari Jawa. Padahal, sebenarnya mereka ingin menguasai Sunda Kelapa
dan memperluas wilayah perdagangan.
Kejayaan Portugis di Sunda Kelapa ternyata tidak lama. Tahun 1527 Sultan Demak memerintahkan Fatahillah untuk mengerahkan 2.000 pasukannya menyerang Sunda Kelapa. Serangan tersebut tidak dapat dipatahkan Portugis sehingga Sunda Kelapa direbut Fatahillah.
Fatahillah kemudian menggantikan nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang berarti Kota Kemenangan. Karena Jayakarta semakin kesohor di bawah pemerintahan Fatahillah, Bandar tersebut dikenal secara Internasional. Setelah Fatahillah yang cukup lama meninggal, kekuasaan dipegang putranya, Pangeran Jayakarta.
Ketika Pangeran Jayakarta berkuasa itulah, pasukan VOC datang, dan berusaha merebut Jayakarta. Dalam pertempuran sengit yang berlangsung tahun 1619 itu Pangeran Jayakarta dilumpuhkan dan VOC Belanda mengambil alih kekuasaan. Tahun 1796, VOC menyerahkan Batavia ke Bataafche Republiek, yang merupakan perwakilan berbagai propinsi di negeri Belanda. Sementara itu perkembangan terjadi di berbagai penjuru dunia. Salah satu diantaranya ialah pembukaan Terusan suez tahun 1896. Dengan dibukanya terusan itu, jalur pelayaran perdagangan dari Eropa ke Asia semakin dekat dan betambah ramai termasuk Indonesia. Sejak itu pula, Pelabuhan Sunda Kelapa bukan hanya menjadi tempat berlabuh kapal-kapal dagang Inggris, Portugis, Belanda dan Cina, tetapi juga menjadi tempat persinggahan kapal-kapal musafir dari berbagai penjuru dunia.
Kesibukan pun meningkat di Pelabuhan itu. Karena perkembangan pelayaran berlangsung begitu cepat, lama kelamaan Pelabuhan Sunda Kelapa tidak mampu lagi menampung kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia. Pemerintah Belanda menyadari kenyataan tersebut. Akhirnya mereka memutuskan, Sunda Kelapa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Karena itu, pelabuhan baru segera di bangun sebelah timur Sunda Kelapa. Kemudian diberi nama Tanjung Priok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar